portland cement

Portland Cement: Pengertian Dan Komposisi Semen Portland

Portland cement atau semen portland adalah perekat bangunan yang paling umum digunakan. Berikut telah dirangkum bahan baku, sifat, dan tipe-tipe portland cement.

Definisi Semen

Semen merupakan salah satu bahan utama dalam konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai perekat, yaitu material yang dapat mengikat bahan-bahan padat menjadi suatu kesatuan yang kuat.

Semen portland atau portland cement adalah jenis semen yang paling umum digunakan untuk bahan campuran beton, plester dinding, adukan encer, bahan penambal, dan lain sebagainya.

Salah satu ciri khusus portland cement adalah dapat mengeras apabila bersentuhan dengan air dan berubah menjadi benda padat yang tidak larut dalam air.

Inilah mengapa semen portland disebut sebagai perekat hidrolis.

Bahan Baku Portland Cement

Portland cement memiliki tekstur berupa serbuk halus, dihasilkan dengan cara menggiling terak/clinker yang mengandung senyawa kalsium silikat dan gypsum sebagai tambahan.

Ada beberapa senyawa yang dibutuhkan dalam pembuatan porland cement, yaitu kalsium oksida (CaO), silikon oksida (SiO2), alumunium oksida (A12¬¬O3), dan oksida besi (Fe2O3).

Senyawa-senyawa tersebut dapat diperoleh dari beberapa bahan mentah dan bahan tambahan.
Bahan mentah portland cement adalah sebagai berikut :

  • Batu kapur
    Di dalam batu kapur terdapat kandungan kalsium oksida sebesar 50%.
  • Batu silika
    Merupakan sumber silisium oksida, alumunium oksida, dan oksida besi dengan presentase masing-masing sebesar 65%, 17%, dan 7%.
  • Tanah merah
    Tanah merah memiliki kandungan alumunium oksida sebesar 29% dan oksida besi 10%.

Sedangkan bahan tambahan portland cement adalah pasir besi dan gypsum.

Pasir besi berguna untuk sebagai flux pada pembakaran dan memberikan warna hitam pada semen.

Sedangkan gypsum ditambahkan untuk memperbaiki sifat dan kualitas semen.

Proses Pembuatan Portland Cement

Proses pembuatan portland cement digolongkan menjadi dua, yaitu proses basah dan proses kering.

Pada proses basah terjadi karena penambahan air pada proses penggilingan bahan mentah, sehingga tekstur yang dihasilkan berbentuk seperti lumpur dan memiliki presentase air sebesar 30-36%.

Sedangkan proses kering pada portland cement adalah ketika kadar air sudah kurang dari 1%.

Hal ini karena bahan yang digunakan berupa hasil penggilingan, sehingga teksturnya berupa bubuk atau tepung.

Sifat-sifat Portland Cement :

  • Sifat utama portland cement adalah akan mengeras jika dicampur dengan air
  • Bersifat plastis sementara setelah dicampur dengan air, baru kemudian berubah menjadi keras dan kaku.
  • Apabila bentuknya sudah berubah menjadi padat, semen tidak larut dalam air.
  • Dapat merekatkan benda padat seperti batu-bata.
  • Bersifat kaustik yang dapat menyebabkan luka bakar.
  • Bubuk semen dapat menyebabkan iritasi dan kanker paru-paru.

Tipe-tipe Portland Cement

  1. Tipe I (Ordinary Portland Cement)

    Ordinary portland cement adalah tipe semen yang paling laris dan paling sering digunakan untuk berbagai jenis konstruksi bangunan. Hal ini karena penggunaannya tidak memerlukan syarat khusus seperti tipe yang lainnya.

  2. Tipe II (Moderate Sulfat Resistance)

    Semen tipe II umumnya digunakan untuk bangunan yang memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan hidrasi sedang. Dibandingkan dengan tipe sebelumnya, tipe ini memiliki panas hidrasi yang lebih rendah. Untuk aplikasinya, disarankan untuk dipakai di daerah yang proses hidrasinya rendah, seperti bendungan dan dermaga.

  3. Tipe III (Hight Early Strength)

    Semen tipe III ini memiliki daya tekan yang tinggi pada tahap permulaan setelah terjadi proses pengikatan. Beton yang dihasilkan semen tipe III setara dengan kekuatan 28 hari umur beton yang menggunakan semen tipe I. Biasanya semen tipe ini digunakan pada bangunan bertingkat tinggi, jalan raya, dan bandar udara.

  4. Tipe IV (Low Heat of Hydration)

    Digunakan pada konstruksi bangunan yang memerlukan panas hidrasi yang rendah, seperti bendungan dan lapangan udara. Dibanding dengan tipe I, pengembangan kuat tekan tipe IV cenderung sangat lambat.
  5. Tipe V (Sulfat Resistance Cement)

    Memiliki ketahanan yang tinggi terhadap sulfat dan ditujukan untuk pembuatan beton pada daerah yang tanah dan airnya memiliki kadar garam sulfat yang tinggi.

Sekian artikel mengenai portland cement dan beberapa informasi terkait.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.

Terima kasih.

Bagaimana Kami Dapat Membantu Anda?

Informasi produk & cara pemesanan, hubungi kami via WhatsApp!

source : pengertian semen portland, komposisi semen portland, type semen portland

Let's Share This:
Posted in Bahan Bangunan, News and tagged .